Cara ampuh bikin kantong kamu "tebal"!!!

panduan bisnis online dan tutorial blog

Kolom Tutorial

Sabtu, 04 September 2010

Buah dari kesabaran

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… “Ayah, ayah” kata sang anak…
“Ada apa?” tanya sang ayah…..
“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…
aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capel, sangat capek …
aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…
aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…
aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…
“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah”
” Nah, akhirnya kau mengerti”
” Mengerti apa? aku tidak mengerti”
” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”
” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”
” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar ”
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.
Kiriman sahabat Nida Tsaura S

Hanya yang Terbaik

Persoalannya bukan hanya semata menjadi pemenang. Tapi, kemenangan agung itu setelah melewati proses yang benar. Tidak curang dan melewati aturan yang telah disepakati bersama. Sportif. Tidak pula lewat sogokan ke wasit.....
----------

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S Ali Imran: 110)

Di dunia olah raga berkumandang motto Vini, Vidi, Vici. Datang, bertanding, dan menang. Dalam kompetisi memang harus ada pemenang. Datang ke suatu kompetisi kemudian bertanding dan menang itu memang idaman setiap atlet. Setiap pagelaran Olimpiade selalu melahirkan manusia yang bermotto citius,altius,fortius. Tercepat,tertinggi,terkuat.

Persoalannya bukan hanya semata menjadi pemenang. Tapi, kemenangan agung itu setelah melewati proses yang benar. Tidak curang dan melewati aturan yang telah disepakati bersama. Sportif. Tidak pula lewat sogokan ke wasit.

Para atlet pun berlatih sungguh-sunggguh. Mereka juga melewati serangkaian seleksi dari mulai RT, RW, provinsi hingga nasional. Dalam melewati sebuah kompetisi tak hanya teknik, tapi juga menyangkut gizi asupan makanan dan juga mental psikologis. Selain pelatih yang brilian, ada lagi faktor lain yakni dukungan penonton.

Maka untuk mencapai sebuah kemenangan, para atlet berlatih keras. Lebih baik berpeluh saat latihan daripada berdarah-darah ketika pertandingan. Disiplin adalah kuncinya. Hanya yang terbaik yang terpilih.

Jadi, medali di tangan seorang atlet adalah kebanggan. Nilai intrinsiknya ada pada proses pencapaiannya. Proses yang meliputi persyaratan lengkap. Dari mulai latihan,pendaftaran, pertandingan hingga final menentukan satu pemenang.

Dunia adalah medan kompetisi yang luas. Mulai dari diri kita sendiri, dihati kita sudah terjadi pertarungan. Bahkan ketika memasuki rahim ibu, kita adalah pemenang setelah melewati ribuan sel yang bertarung untuk lolos menjadi sebuah janin.

Disadari atau tidak, di keluarga juga terjadi persaingan. Sayang kalau sebagai orang tua hanya memperhatikan pekerjaan dibandingkan keluarganya yang hancur. Tidak mempersiapkan anak-anak kita untuk menjadi petarung yang handal.

Rasulullah SAW dalam haditsnya mengatakan, pendidikan anak diutamakan melatih anak tersebut dengan tiga hal: berenang, berkuda dan memanah. Ternyata berenang menggambarkan kekuatan, semua otot bergerak. Artinya semua potensi dikerahkan. Satu kaki saja yang bergerak,maka keseimbangan akan kacau.

Berkuda menggambarkan kecepatan. Selain itu menggambarkan suatu keharmonisan. Kesatuan antara manusia dan sistem. Bagaimana sistem bekerja antara kuda dan penunggangnya seakan satu kesatuan. Ternyata naik kuda harus seirama,sejiwa, dengan hewan tunggangan kita itu. Kalau tidak kita akan terpental. Benar kita yang mengendalikan, tapi sistem juga menuntut penunggangnya harus sejalan.

Memanah menggambarkan ketepatan atau akurasi. Apa artinya kuat dan apa artinya cepat, kalau ternyata tidak sampai pada tujuan? Tujuan akhir atau gol adalah penting dalam setiap misi. Dan tujuan akhir ini harus mengantarkan kita pada suatu cita-cita yang besar yang sesungguhnya.

Begitulah seorang muslim dan tujuan hidupnya. Dia menyiapkan diri secara pribadi kemudian masuk ke sebuah sistem (jamaah) lalu fokus pada tujuannya (istiqamah). Untuk mencapai itu semua itu tidak ada cara lain selain disiplin dan kerja keras. Umar bin Khatab menghardik orang yang terus-terusan berdoa di masjid tanpa bangkit bergerak.

Jadi kalau kita berdoa agar Allah SWT membimbing kita ke jalan yang lurus atau ingin mengubah hidup ke arah yang lebih baik, atau ingin mendapatkan rezeki yang banyak maka kita harus bangun. Karena bagaimana mungkin menuntun kita berjalan sementara kita duduk.

Orang yang sukses dalam kehidupan mereka rahasianya adalah mereka berpikir tentang apa yang paling mereka inginkan. Artinya banyak menyebut apa yang diidam-idamkannya. Selalu menjadi bahan perbincangan dimanapun berada. Kemudian dipikirkan menjadi sebuah rumusan langkah. Dari situ menjadi sebuah peta yang harus dia jelajahi.
Sudahkah Anda memiliki tujuan hidup yang jelas?

oleh abufaiz97